Rabu, 04 Desember 2013

uji silang serasi



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Gel Test ditemukan pertama kali oleh Y.Lapierre pada tahun 1984 di Regional Blood Transfusion Center of Lyon. Lapierre telah melakukan bermacam-macam percobaan, misalnya dengan Gelatin, polyacrylamide,Solid nets,Silica Beads, Ficoll dan Dextran gels.
Dan akhirnay Lapierre menemukan bahwa pemeriksaan yang terbaik untuk dapat membedakan antara reaksi positip dengan reaksi negatip secara jelas dan stabil, yaitu dengan menggunakan Sephadex G 100 Superfine yang secara kebetulan ditemukan, oleh karena kesalahan tehnisi laboratorium saat memesan Sephadex G 100 yang seharusnya Sephadex G 25.
Akhirnya untuk menentukan parameter centrifugasi, bentuk tube dan komposisi medium serta antiglobulin serum yang sesuai tidak membutuhkan waktu yang lama,sehingga pada :
Ø   Tahun 1985 dilakukan regiatrasi patent yang pertama
Ø   Tahun 1987 uji coba di lapangan
Ø   Tahun 1988 dibuat kit pertama
Metode gel test dapat digunakan pada pemeriksaan :
 Sistim golongan darah ( ABO,Phenotyp Rhesus, subgroup A dan H, Kell, Duffy, Kidd, Lewis, MNS, P1, Lutheran, dan profil antigen lainnya.
 Uji Cocok Serasi
 Skrining antibodi
 Identifikasi antibodi
1.2  Tujuan

A.    Tujuan Umum :
Untuk mengetahui apakah sel darah merah donor bisa hidup di dalam tubuh pasien ,dan untuk mengetahui ada tidaknya antibodi komplit (tipe IgM) maupun antibodi incomplit (IgG).



B.     Tujuan Khusus :
Ø  Agar dapat melakukan pemeriksaan uji silang serasi atau crossmatching metode gel test
Ø  Agar  mengetahui hasil uji silang serasi atau cross matching pada satu atau lebih donor yang diperiksa.





























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatai shock, mempertahankan daya tahan tubuh terhadap infeksi (Tarwoto, 2006).
Pertimbangan utama dalam transfusi darah, khususnya yangmengandung eritrosit, adalah kecocokan antigen-antibodi eritrosit.Golongan darah AB secara teoritis merupakan resipien universal, karenamemiliki antigen A dan B di permukaan eritrositnya, sehingga serumdarahnya tidak mengandung antibodi (baik anti-A maupun anti-B). Karena tidak adanya antibodi tersebut, berarti darah mereka (lagi-lagi, secara teoritis) tidak akan menolak darah golongan manapun yang berperan selaku donor, dengan kata lain mereka boleh menerima darah dari semua golongan darah lainnya. Sedangkan golongan darah O secara teoritis merupakan donor universal, karena memiliki antibodi anti-A dan anti-B.
Darah yang diberikan diharapkan tidak memicu reaksi imunitas dari resipien, dengan kata lainmereka boleh memberikan darah ke semua golongan darah lain, termasuk golongan A dan B.Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah faktor Rh. Seorang Rh (-) yang belum memiliki anti-D namun menerima donor darah Rh (+) akan mengalami reaksi sensitisasi terhadap antigen D.
 Untuk wanita hal ini dapat berbahaya bagi kehamilan (sudah dibahas di bagian kedua). Sekali sajaseorang Rh (-) terpapar darah Rh (+); jika kali berikutnya ia kembaliterpapar darah Rh (+), maka reaksi transfusi yang timbul dapat sangat berbahaya.
Namun hal ini tidak berlaku sebaliknya. Jika seorang Rh (+)mendapat darah dari donor Rh (-), darah Rh (-) itu sudah lepas dari sistemimunitas si donor, sehingga tidak akan terjadi reaksi sensitisasi. Dengan katalain, sistem imun orang Rh (+) tidak bereaksi imunologis terhadap paparandarah Rh (-).

Resepien ( Pasien )
Orang atau pasien yang menerima darah dari donor yang aman bagi pasien artinya pasien tidak tertular penyakit infeksi melalaui transfusi darahdan pasien tidak mendapatkan komplikasi seperti misalnya ketidakcocokan golongan darah.
( Peraturan Pemerintah No 18 th 1980.)

Donor Darah ( Penyumbang darah )
Semua orang yang memberikan darah untuk maksud dan tujuan transfusi darah
 (Peraturan Pemerintah No 18 th 1980 ).
ž   Darah harus aman bagi pasien artinya pasien tidak tertular penyakit infeksi melalui transfusidarah, pasien tidak mendapatkan komplikasi seperti ketidak cocokan golongan darah
ž   Aman bagi donor artinya donor tidak tertular penyakit infeksi melalui tusukan jarum/ Vena,donor tidak mengalami komplikasi setelah penyumbangan darah, seperti: kekurangan darah, mudah sakit/ sering sakit( R Banundari, 2005 ).

























BAB III
TAHAPAN PEMERIKSAAN

A.    Pra analitik :
1.      Persiapan alat :
¯  ID dispensor
¯  Auto pipet
¯  Working table
¯  Inkubator
¯  ID centrifuge
2.      Persiapan reagen :
w  LISS/Coombs card
w  ID Diluent 2(LITS)
3.      Persiapan pasien :
             °  Siapkan donor dengan golongan darah yang sudah di tentukan
o   Nama                    : X
o   Umur                     : Y
o   Jenis Kelamin        : Z
4.      Persiapan sampel :
§  Siapkan spuit dan jarum dengan lubang jarum menghadap keatas
§  Pasang torniquet pada lengan atas
§  Dengan jari telunjuk arah vena di palpasi ditempat yang akan ditusuk
§  Lalu tempat yang akan ditusuk di desifeksi dengan alkohol 70%
§  Spuit diambil dan ditusuk pada vena
§  Jika darah sudah terlihat keluar,tarik torak
§  Jika darah yang diperlukan sudah cukup torniquet dilepas
§  Kapas kering diletakkan pada ujung jarum kemudian spuit ditarik
§  Pasien disuruh menekan kapas pada bagian terluka
Pemisahan Serum / Plasma Dari Sel Darah Merah
w  Dimasukkan darah (cair) kedalam sebuah tabung yang telah diberi tanda sesuai dengan sampel.
w  Diputar / dicentrifuge 2000-3400 rpm selama 90-120 detik.
w  Dipisahkan serum / plasma yang jernih dari sel darah merah kedalam tabung lain yang sudah diberi tanda sesuai dengan sampel.
Pencucian Sel Darah Merah Pekat
v Disiapkan satu tabung reaksi ukuran 12x75 mm
v Diteteskan sel darah merah pekat sebanyak 8 tetes kedalam tabung.
v Ditambahkan saline 0,9% sebanyak ± 4 ml - 4,5 ml kedalam tabung.
v Dikocok-kocok dengan pipet pasteur hinggga tercampur rata.
v Diputar / dicentrifuge 2000 rpm selama 90-120 detik.
v Dibuang supernatan tesebut dengan menggunakan pipet pasteur, hingga sel darah merah menjadi pekat (100%)
v Sampai dengan point f pencucian sel darah merah sudah 1x pencucian.
v Diulangi point c, point d, point e dan point f bila melakukan pencucian 2x (sesuai kebutuhan).
Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah
Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah 5%
ü Disiapkan satu buah tabung reaksi
ü Diteteskan saline 0,9% sebanyak 95 tetes
ü Diteteskan sel darah merah pekat yang sudah dicuci (100%) sebanyak 5 tetes
ü Dikocok dengan menggunakan pipet pasteur
B.     Analitik :
Metode :  gel test
Prosedur:
a)      Ambil campuran suspensi sel 1% donor,kemudian dipipet 50μl masukkan kedalam sumur dengan memeakai micropipet
b)      Tambahkan ID diluent 2:1 ml
c)      Pipet 10μl sel darah merah donor  masukkan ke dalam tabung berisi 1ml ID diluent 2
d)     Tambahkan 25μl serum pasien/plasma ke dalam sumur dengan memekai micropipet
e)      Inkubasi pada suhu 37°c selama 15 menit ke dalam ID incubator
f)       Selsai inkubasi ambil card dan centrifuge 10 menit


BAB IV
PEMBAHASAN

Pemeriksaan uji silang serasi bertujuan untuk menentukan cocok tidaknyadarah donor dengan darah penerima untuk persiapan transfusi darah.Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk memastikan bahwa transfusi darah tidak menimbulkan reaksi apapun pada resipien serta sel-sel darah merah bisa mencapaimasa hidup maksimum setelah diberikan. Uji silang serasi dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi pada darah pasien yang akan bereaksi dengan darah donor atau sebaliknya. Bahkan walaupun golongan darah ABO dan Rh pasien dan donor telah diketahui, adalah hal mutlak untuk melakukan uji silang serasi.Mayor crossmatch adalah serum penerima dicampur dengan sel donor dan minor cross match adalah serum donor dicampur dengan sel penerima.
Jika golongan darah ABO penerima dan donor sama, baik mayor maupun minor test tidak bereaksi. Jika berlainan umpamanya donor golongan darah O dan penerima golongan darah A maka pada test minor akan terjadi aglutinasi.Mayor crossmatch merupakan tindakan terakhir untuk melindung ikeselamatan penerima darah dan sebaiknya dilakukan demikian sehingga Complete Antibodies maupun incomplete Antibodies dapat ditemukan dengan cara tabung saja. Cara dengan objek glass kurang menjaminkan hasil percobaan.Reaksi silang yang dilakukan hanya pada suhu kamar saja tidak dapat mengesampingkan aglutinin Rh yang hanya bereaksi pada suhu 37°c.
Untuk menentukan anti Rh sebaiknya digunakan cara Crossmatch dengan high protein methode. Ada beberapa cara untuk menentukan reaksi silang yaitu reaksi silang dalam larutan garam faal dan reaksi silang pada objek glass.Pemeriksaan uji silang serasi ini dilakukan untuk satu donor menggunakan metode aglutinasi dengan tabung. Dalam uji silang ini, sel donor dicampur dengan serum penerima (Mayor Crossmatch) dan sel penerima dicampur denganserum donor dalam bovine albumin 22% akan terjadi aglutinasi atau gumpalandan hemolisis bila golongan darah tidak cocok.




DAFTAR PUSTAKA

L,W.Bunga.SE.Petujuk Praktikum Transfusi Darah.2013.IIK.Bhakti Wiyata.Kediri

1 komentar:

  1. Terima Kasih Telah Membantu untuk menyusun Tugas Akhir Saya.
    Edisukarman.com

    BalasHapus